Senin, 05 Juli 2010

CANTIK #4

Orang yang cantik, hakekatnya adalah orang yang lupa segala-galanya tentang kecantikan fisiknya namun menyadari bahwa ia harus mengemas kecantikannya itu dalam hal yang lebih baik dalam sikap lahir dan batin. Ketika berkata-kata penuh ke arifan, cerdas dan menyenangkan setiap orang yang mendengarnya. Ketika matanya yang indah hanya melihat kebaikan pada diri setiap orang, yang memandang “kecil” (merasa bukan siapa-siapa) dirinya, namun indah dalam pandangan orang lain. Ketika berbuat baik tidak pernah mengharap sanjungan dan pujian.
“Sebagaimana Rabi’ah al-Adawiah, seorang perawan suci dari Basrah yang legendaries didunia tasawuf. Wajah Rabi’ah mengundang rasa hormat dan kagum kepada siapa saja yang melihatnya. Karena itulah banyak ulama yang ingin berlama-lama tinggal dirumahnya yang menjadikan rumahnya sebagai tempat shalat, bersujud sepanjang malam sebagaimana dilakukan Rabi’ah. Ucapan Rabi’ah bukan saja mengandung daya pikat yang luar biasa dari ruhani setiap insan yang mendengar, tetapi juga banyak menelurkan hikmah-hikmah. Akhlak dan perangainya memberi gambaran yang jelas bagi orang yang ingin memperdalam keyakinan dalam ber Tuhan.
“Derajad orang alim lebih rendah dibanding derajat orang arif. Ia telah mencapai puncak yang teramat tinggi dalam banyak hal. Khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, ketakwaan keikhlasan dan pengabdian kepada Allah.” (Cinta mistik Rabi’ah al-Adawiah, Abdul Mun’im Qandil, Mujadalah 2003)
Kata cantik yang diungkap lewat bibir seorang pria yang diselubungi nafsu, juga bisa menjadi sesuatu yang indah dan jitu untuk melelehkan hati wanita. Apabila seseorang itu memandang wanita dengan penuh rasa gairah, maka sesungguhnya pandangan itu disertai syaitan. Berapa banyak wanita yang pada akhirnya terpedaya setelah pria memujinya.
Namun kata cantik yang di ungkapkan demikian bisa menjadi suatu ancaman bagaikan sedang menghadapi srigala lapar bagi seorang cantik yang bermartabat. Lalu seperti apa seorang cantik yang bernilai mulia tersebut? Berikut sebuah kisah seorang wanita cantik, sebagai bahan renungan;
Dalam Kitab Jawahirul Bukhari mengisahkan Hasan Basri ketika mudanya adalah seorang yang sangat tampan. Dia sangat suka memakai pakaian yang indah-indah dan kegemarannya ialah suka berjalan-jalan dikota Basrah.
Pada suatu hari ketika Hasan Basri sedang berjalan-jalan, dia terpandang seorang wanita yang sangat cantik dan sangat menarik perhatiannya. Hasan Basri mulai mengekori gadis tersebut. Apabila wanita itu merasa ada yang mengikutinya, ia pun menoleh kebelakang dan ia terpandang ada orang mengikutinya. Wanita itu lalu bertanya “Wahai anak muda, adakah kamu tidak malu?” Hasan Basri pun berkata, pada siapa aku harus malu?” Wanita itu lalu berkata, “malulah kepada Allah SWT yang Maha Mengetahui mata yang khianat dan apa-apa yang terdapat dalam hati.”
Hasan Basri tertarik pada wanita itu dan terpendamlah rasa cinta dalam hatinya. Hasan Basri tidak dapat mengawal nafsunya, dia tetap mengikuti wanita itu dari belakang.
Apabila wanita itu melihat Hasan Basri terus mengikutinya, diapun berkata, “Mengapa kamu terus mengikutiku?”
Hasan Basri berkata. “sebenarnya aku terpesona dengan matamu yang cantik itu.”
Ketika wanita itu mendengar kata-kata Hasan Basri, diapun berkata, “Baiklah, oleh karena kamu cintakan mataku ini, maka aku harap kamu tunggu disini, sebentar lagi akan aku berikan kepada kamu yang kamu kehendaki.”
Setelah berkata begitu, wanita itupun pergi. Dalam hati Hasan Basri berkata, “Nampaknya dia telah menerima cintaku.” Maka duduklah Hasan Basri ditempat tersebut menanti kedatangan wanita itu.”
Tidak berapa lama kemudian, datanglah seorang pembantu menghampiri Hasan Basri, sambil memberikan sebuah kotak yang tertutup. Hasan Basri lantas membuka kotak tersebut dan dia sungguh terperanjat apabila melihat dalam kotak itu terdapat sepasang biji mata.
“Tuan Putriku berkata, dia tidak memerlukan mata yang menyebabkan terpesonanya seseorang itu.”
Apabila Hasan Basri mendengar kata-kata pembantu tersebut, maka gemetarlah seluruh tubuhnya dan berdiri bulu romanya. Dia pun memegang jantungnya dan berkata kepada dirinya sendiri, “Celaka betul kamu ini, sudah berjanggut tetapi masih tidak merasa malu.”
Setelah Hasan Basri menyadari kesalahannya itu, maka dia pun pulang kerumah dan menangis semalaman karena menyesali perbuatannya itu.
Pada keesokan harinya Hasan Basri pergi kerumah wanita itu untuk meminta maaf dan supaya wanita itu memaafkan kesalahan yang ia lakukan. Begitu ia menghampiri rumah wanita itu, dia terdengar suara tangisan kaum wanita. Hasan Basri pun bertanya kepada mereka dan dia diberitahu bahwa wanita itu telah meninggal dunia.
Hasan Basri tidak dapat menahan kesedihannya, diapun kembali kerumah dan menangis selama tiga hari tiga amalam. Dia benar-benar menyesal akan kesalahannya serta bertaubat kepada Allah untuk tidak lagi menjdi lelaki yang tidak sopan.
Pada malam yang ketiga. Hasan Basri pun bermimpi bertemu dengan wanita tersebut. Wanita itu ditempatkan kedalam surga. Hasan Basri lalu berkata, “Wahai wanita yang cantik jelita, halalkanlah kesalahanku terhadapmu.”
Wanita itu berkata, sesungguhnya aku telah menghalalkan segala-galanya dan aku telah mendapatkan kebaikan yang banyak dari Allah SWT disebabkan kamu.”
Hasan Basri berkata lagi. Berilah kepadaku satu nasehat yang baik”
“Dengarlah nasehatku ini! Apabila kamu dalam keadaan sendirian. Hendaklah kamu berdzikir kepada Allah SWT setiap pagi dan petang, Ber-Istighfarlah, mohon ampun kepada Allah SWT dan bertaubatlah kepadaNya.”
Akhirnya Hasan Basri melaksanakan segala yang di nasehatkan kepadanya sehingga dia menjadi orang yang masyur dikalangan masyarakat dengan zuhudnya dan taat kepada Allah SWT dan dia mendapat derajat yang tinggi dan mulia disisi Allah SWT serta menjadi wali kekasih Allah.
(“Aku terpesona matamu yang cantik….”-Fauziah Mohamad- Asoib 2008)
Dari kisah tersebut menunjukkan bahwa kecantikan adalah fitnah, bahkan menjadi mara bahaya bagi orang yang memilikinya. Bagaimana dengan kondisi wanita-wanita jahiliyah yang justru banyak pada masa kini? Semoga kita dapat mempercantik diri dengan tidak mengabaikan nilai kecantikan yang hakiki. Karena hakekatnya semua wanita adalah cantik, tinggal seperti apa kita mengemasnya dan mempertanggungjawabkannya kepada sang Maha Cantik. Allah SWT…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar