Apakah diri pantas mendapatkan rasa sakit?
Apakah diri telah diperlakukan adil?
Aku mengizinkan marahku
Ini marahku,
untuk aku bertahan hidup
Ini marahku,
untuk aku menyelamatkan diri
Dalam prosesnya… Aku pastikan,
Tidak akan memukul besi dengan tangan
Tidak akan menendang batu besar dengan kaki
Tidak akan membentur tembok dengan kepala
Tidak akan menorehkan pisau diurat nadi
Aku mendengarkan marahku dengan penuh
Mengalirkan kata-kata meski tanpa berteriak
Aku marah bagi dia yang pantas menerima kemarahan
Agar tak kubiarkan aku menyakiti diri sendiri
Aku izinkan diriku ber-tekad selesaikan masalah
Aku berfikir untuk mencari jalan keluar
Aku bukan pecundang..
Aku pemegang kendali
Aku menyimpan terlalu banyak energi
Aku tak punya waktu untuk sebuah penyangkalan
Aku terlalu menghormati diriku
Sehingga tak kubiarkan seseorang mengancam kebahagiaanku
Mentalku berlapis baja
Tak mungkin bisa rapuh
Apalagi berandai-andai menjadi kayu lapuk
Aku terlalu sulit dijegal, atau…
Tak akan terbunuh dengan kata tajam belati
Aku tak perlu menciptakan perasaan buruk
Lalu perasaan itu, tak selalu perlu untuk dituruti.
Bukan kuasa seseorang mengendalikan perasaanku
Bukan hak seseorang merampas kebahagiaanku
Aku adalah utuh
Bukan bayangan yang selalu berada disisi gelap
Aku mengizinkan diri untuk memaafkan
Bukan karena aku baik padanya
Karena aku baik pada diriku..
Karena aku berharga
Karena aku bermanfaat
Aku terlalu bahagia
Sehingga aku tak perlu menyembunyikan senyum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar